Minggu, 08 Februari 2015

Penggolongan Biaya
Penggolongan adalah proses pengelompokan secara sistematis atau keseluruhan elemen yang ada ke dalam golongan-golongan tertentu yang lebih ringkas untuk memberikan informasi yang lebih penting.
Untuk menyajikan informasi biaya yang bermanfaat pada berbagai tingkatan manajemen, biaya dapat digolongkan sesuai dengan informasi yang diperlukan oleh manajemen. Kebutuhan informasi ini mendorong timbulnya berbagai cara penggolongan biaya sehingga dikenal konsep penggolongan biaya yang berbeda untuk tujuan yang berbeda. Informasi manajemen dapat digunakan oleh manajemen untuk berbagai tujuan. Jika tujuan manajemen berbeda maka diperlukan cara penggolongan biaya yang dapat memenuhi informasi untuk semua tujuan. Di bawah ini akan dibahas berbagai cara penggolongan biaya yang pokok, yaitu :
1. Penggolongan Biaya Sesuai dengan Fungsi Pokok Kegiatan Perusahaan
Tujuan penggolongan biaya sesuai dengan fungsi pokok kegiatan perusahaan adalah :
• Untuk dapat menyajikan laporan keuangan yang wajar. Kesalahan di dalam penggolongan biaya, misalnya : biaya produksi diperlukan sebagai biaya non produksi, berakibat penyajian laporan keuangan dinyatakan terlalu besar atau terlalu kecil.
• Untuk melaksanakan proses manajemen, misalnya : proses perencanaan, proses pembuatan keputusan, dan proses pengendalian.
• Penggolongan Fungsi Pokok Perusahaan •
Perusahaan manfaktur mempunyai fungsi pokok yang lebih kompleks dibandingkan dengan perusahaan dagang dan perusahaan jasa. Hal ini disebabkan karena perusahaan manufaktur harus mengubah bentuk barang yang dibeli menjadi produk selesai sedangkan perusahaan dagang langsung menjual barang yang dibeli tanpa melakukan pengubahan bentuk. Pada perusahaan jasa, sumber daya manusia dengan menggunakan fasilitas organisasi langsung mengerahkan jasa kepada langganan. Dalam pembahasan ini dititikberatkan untuk perusahaan manufaktur, karena dengan mengetahui penggolongan fungsi dan biaya, perusahaan manufaktur diharapkan dapat mengetahui struktur fungsi dan biaya pada bentuk usaha yang lainnya.
a. Fungsi produksi adalah fungsi untuk mengubah atau mengolah bahan baku menjadi produk selesai yang siap untuk dijual kepada para pembeli.
b. Fungsi non produksi adalah meliputi fungsi-fungsi dalam suatu perusahaan selain fungsi produksi, bertujuan agar produk yang dihasilkan oleh fungsi produksi dapat dipasarkan dan kegiatan perusahaan dapat berdaya guna (efisien) dan berhasil guna (efektif) dalam perolehan dan penggunaan sumber-sumber perusahaan.
• Penggolongan Biaya Sesuai dengan Fungsi •
Setelah diketahui penggolongan fungsi-fungsi dalam perusahaan maka biaya dapat digolongkan sesuai dengan fungsi-fungsi tersebut di atas, yaitu :
a. Biaya Produksi
Meliputi semua biaya yang berhubungan dengan fungsi produksi yaitu semua biaya dalam rangka pengolahan bahan baku menjadi produk selesai yang siap dijual. Biaya produksi dapat digolongkan ke dalam tiga kelompok, yaitu :
(1) Biaya Bahan Baku
Bahan baku adalah berbagai macam bahan yang diolah menjadi produk selesai dan pemakaiannya dapat diikuti jejaknya.
Biaya bahan baku adalah harga perolehan berbagai macam bahan baku yang dipakai di dalam kegiatan pengolahan produk.
(2) Biaya Tenaga Kerja Langsung
Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang jasanya dapat diikuti jejak manfaatnya pada produk tertentu.
Biaya tenaga kerja langsung adalah balas jasa yang diberikan oleh perusahaan kepada tenaga kerja langsung dan jejak manfaatnya dapat diidentifikasikan pada produk tertentu.
(3) Biaya Overhead Pabrik
Adalah biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung, antara lain :
- Biaya bahan penolong.
- Biaya tenaga kerja tidak langsung.
- Biaya depresiasi dan amortisasi aktiva tetap.
- Biaya reparasi dan pemeliharaan aktiva tetap.
- Biaya listrik dan air.
- Biaya asuransi.
- Biaya overhead pabrik lain-lain.
b. Biaya Non Produksi
Dengan semakin tajamnya persaingan dan perkembangan teknologi yang semakin pesat mengakibatkan kegiatan dan biaya non produksi menjadi semakin penting pula, sehingga manajemen berkepentingan untuk mengendalikan dan memerlukan informasi kegiatan dan biaya non produksi. Pada umumnya, biaya non produksi digolongkan sesuai dengan penggolongan fungsi atau kegiatan non produksi, sehingga biaya tersebut digolongkan ke dalam :
(1) Biaya Pemasaran
Adalah meliputi semua biaya dalam rangka melaksanakan kegiatan pemasaran atau kegiatan untuk menjual barang dan jasa perusahaan kepada para pembeli sampai dengan pengumpulan piutang menjadi kas, meliputi :
1. Biaya untuk Menimbulkan Pesanan
a. Biaya fungsi promosi dan advertensi.
b. Biaya fungsi penjualan.
2. Biaya untuk Melayani Pesanan
a. Biaya fungsi penggudangan dan penyimpanan produk selesai.
b. Biaya fungsi pengepakan dan pengiriman.
c. Biaya pemberian kredit dan penagihan piutang.
d. Biaya fungsi administrasi penjualan.
(2) Biaya Administrasi dan Umum
Meliputi semua biaya dalam rangka melaksanakan fungsi administrasi dan umum yaitu biaya perencanaan, penentuan strategi dan kebijaksanaan, pengarahan, dan pengendalian kegiatan agar berdaya guna dan berhasil guna, meliputi :
a. Biaya direksi dan staf.
b. Biaya fungsi akuntansi.
c. Biaya fungsi keuangan.
d. Biaya fungsi personalia.
e. Biaya fungsi humas dan keamanan.
f. Biaya fungsi administrasi dan umum lainnya.
(3) Biaya Finansial
Yaitu semua biaya dalam rangka melaksanakan fungsi finansial maksudnya fungsi pemenuhan dana yang diperlukan oleh perusahaan, misalnya :
a. Biaya bunga.
b. Biaya penerbitan obligasi.
c. Biaya finansial lain.
2. Penggolongan Biaya ke dalam Biaya Produk dan Biaya Periode
Tujuannya yaitu untuk penyusunan laporan keuangan baik untuk pihak eksternal maupun internal. Di bawah ini akan dibahas kedua penggolongan biaya tersebut.
a. Biaya Produk
Adalah biaya yang dapat diidentifikasikan sebagai bagian harga perolehan persediaan, biaya ini merupakan harga preolehan barang dagangan yang dibeli dengan tujuan untuk dijual atau harga pokok produk yang dihasilkan perusahaan dengan tujuan untuk dijual.
b. Biaya Periode
Adalah meliputi biaya yang dapat diidentifikasikan dengan ukuran periode atau jarak waktu tertentu daripada dengan pemindahan barang atau pengerahan jasa.
3. Penggolongan Biaya berdasar Perilaku Biaya
Penggolongan biaya berdasar perilaku biaya adalah dalam rangka menyajikan informasi biaya yang bermanfaat untuk :
a. Menyusun rencana kegiatan.
b. Membuat keputusan khusus.
c. Mengendalikan kegiatan perusahaan.
Atas dasar perilakunya, biaya dapat dikelompokkan ke dalam :
(1) Biaya Tetap
Adalah biaya yang jumlah totalnya tetap konstan, tidak dipengaruhi oleh perubahan volume kegiatan atau aktivitas sampai dengan tingkatan tertentu.
(2) Biaya Variabel
Adalah biaya yang jumlah totalnya berubah secara sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Semakin tinggi volume kegiatan maka semakin tinggi pula total biaya variabel.
Elemen biaya variabel ini terdiri atas : biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung yang dibayar per buah produk / per jam, biaya overhead pabrik variabel, biaya pemasaran variabel.
(3) Biaya Semi Variabel
Adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sesuai perubahan volume kegiatan. Contoh : biaya listrik, biaya telepon, biaya reparasi dan pemeliharaan mesin, biaya kendaraan.
4. Penggolongan Biaya Sesuai dengan Obyek atau Pusat Biaya
Bertujuan untuk :
a. Pembebanan biaya kepada setiap pusat biaya dengan adil dan teliti.
b. Pengendalian biaya.
c. Pembuatan keputusan.
Atas dasar obyek atau pusat biaya, biaya digolongkan menjadi :
(1) Biaya Langsung
Adalah biaya yang terjadi atau manfaatnya dapat diidentifikasikan kepada obyek atau pusat biaya tertentu.
(2) Biaya Tidak Langsung
Adalah biaya yang terjadi atau manfaatnya tidak dapat diidentifikasikan pada obyek atau pusat biaya tertentu.
5. Penggolongan Biaya Sesuai dengan Periode Akuntansi Dimana Biaya akan Dibebankan
Penggolongan biaya ini bertujuan untuk ketelitian dan keadilan pembebanan biaya pada periode akuntansi yang menikmatinya.
a. Pengeluaran Modal
Adalah pengeluaran yang akan dapat memberikan manfaat pada beberapa preiode akuntansi atau pengeluaran yang akan dapat memberikan manfaat pada periode akuntansi yang akan datang.
b. Pengeluaran Penghasilan
Adalah pengeluaran yang akan memberikan manfaat hanya pada periode akuntansi dimana pengeluaran terjadi.
6. Penggolongan Biaya untuk Tujuan Pengendalian Biaya
Untuk pengendalian biaya, informasi biaya yang ditujukan kepada manajemen dikelompokkan ke dalam :
a. Biaya Terkendalikan
Adalah biaya yang secara langsung dapat dipengaruhi oleh seorang pimpinan tertentu dalam jangka waktu tertentu.
b. Biaya tidak Terkendalikan
Adalah biaya yang tidak dapat dipengaruhi oleh seorang pimpinan/ pejabat tertentu berdasar wewenang yang dia miliki atau tidak dapat dipengaruhi oleh seorang pejabat dalam jangka waktu tertentu.
7. Penggolongan Biaya Sesuai dengan Tujuan Pengambilan Keputusan.
Untuk tujuan pengambilan keputusan manajemen, data biaya dikelompokkan ke dalam :
a. Biaya Relevan
Adalah biaya masa depan yang berbeda pada berbagai macam alternatif. Biaya tersebut akan mempengaruhi pengambilan keputusan, oleh karena itu biaya tersebut harus diperhitungkan dalam pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan dapat berupa pemilihan dua alternatif atau pemilihan lebih dari dua alternatif.
b. Biaya tidak Relevan
Adalah biaya yang tidak mempengaruhi pengambilan keputusan. Biaya tidak relevan umumnya adalah biaya masa lalu atau biaya yang tidak berbeda pada berbagai alternatif.
Fungsi Akuntansi Biaya:
akuntansi biaya memiliki lima fungsi utama. Fungsi-fungsi akuntansi biaya tersebut terangkum dalam poin-poin berikut:
1.Melakukan perhitungan dan pelaporan biaya (harga) pokok suatu produk
2.Memperinci biaya (harga) pokok produk pada segenap unsurnya
3.Memberikan informasi dasar untuk membuat perencanaan biaya dan beban
4.Memberikan data bagi proses penyusunan anggaran
5.Memberikan informasi biaya bagi manajemen guna dipakai di dalam pengendalian manajemen
Pentingnya fungsi dari akuntansi biaya diatas, maka akuntansi biaya tentunya menjadi pengetahuan yang harus dikuasai oleh pihak manajemen. Mengingat tugas manajemen dalam memonitor dan merekam transaksi biaya. Informasi biaya tersebut nantinya akan disajikan dalam bentuk laporan biaya.
Manfaat akuntansi biaya itu sendiri adalah sebagai perencanaan mengenai biaya yang akan dikeluarkan perusahaan dalam hubungannya dengan perencanaan dan pengendalian laba, penentuan harga pokok produk, serta bagi pengambilan keputusan oleh manajemen.

pengertian kas kecil menurut para ahli akuntansi dan defenisi

menurut para ahli ;
DEFINISI DANA KAS KECIL ( PETTY CASH )(psak)Kas kecil adalah sejumlah uang kas atau uang tunai yang disediakan perusahaan untuk membayar pengeluaran-pengeluaran yang jumlahnya relaatif kecil dan tidak ekonomis apabila dibayar dengan cek. Pengeluaran yang relatif kecil misalnya pembelian perangko, meterai, pembayaran rekening listrik, telepon dan sebagainya.

Soemarso ( 2004 ) mendefinisikan dana kas kecil sebagai berikut :
”sejumlah uang tunai tertentu yang disisihkan dalam perusahaan dan digunakan untuk melayani pengeluaran-pengeluaran tertentu. Biasanya pengeluaran-pengeluran yang dilakukan melalui dana kas kecil adalah pengeluaran-pengeluaran yang jumlahnya tidak besar, pengeluaran-pengeluaran lain dilakukan dengan bank ( dengan cek )”.

Dari kutipan di atas jelas bahwa dana ini hanya diperuntukan bagi pengeluaran-pengeluaran yang jumlahnya relatif kecil yang tidak mungkin dilakukan dengan menggunakan cek. Oleh sebab itu perusahan perlu menetapkan mata anggaran apa saja yang bisa dibayarkan dengan menggunakan kas kecil, dan mata anggaran apa saja yang tidak bisa dilakukan dengan menggunakan dana tersebut, karena tidak semua pengeluaran yang jumlahnya kecil layak dibayarkan dengan menggunakan dana kas kecil. Tetapi ada perkiraan-perkiraan karena alasan tertentu tidak dibayarkan dengan kas kecil, walaupun jumlahnya relatif kecil.

Pengertian Laporan Laba Rugi

Laporan laba rugi adalah suatu laporan yang menunjukkan pendapatan-pendapatan dan biaya-biaya dari suatu usaha untuk suatu periode tertentu. Selisih antara pendapatan-pendapatan dan biaya merupakan laba yang diperoleh atau rugi yang diderita oleh perusahaan. Laporan laba rugi yang kadang-kadang disebut laporan penghasilan atau laporan pendapatan dan biaya merupakan laporan yang menunjukkan kemajuan keuangan perusahaan dan jga merupakan tali penghubung dua neraca yang berurutan.

Maka arti penting dari laporan laba rugi yaitu sebagai alat untuk mengetahui kemajuan yang dicapai perusahaan dan juga mengetahui berapakah hasil bersih atau laba yang didapat dalam suatu periode.

Penjelasan Akuntansi Kas


 Kas adalah bagian dari aktiva lancar atau current assets, contoh dari kas diantaranya uang kertas, uang logam, dan sejenisnya yang dapat dimanfaatkan sebagai alat tukar yang memiliki dasar pengukuran akuntansi. Manajemen kas yang baik sangat diperlukan untuk mengontrol hal-hal yang bisa saja merugikan perusahan. Ini dikarenakan, kas adalah asset yang memiliki resiko paling tinggi dan paling lancar (likuid). Jadi, pengertian dari kas adalah alat pembayaran yang dipergunakan oleh perusahaan untuk membiayai kegiatan umum atau operasional perusahaan.

Pengendalian kas:
1. Perencanaan untuk arus kas → Cash Budget

2. Pengendalian dari penerimaan kas

3. Pengendalian dari pengeluaran kas

4. Melakukan Rekonsiliasi bank

5. Penerapan sistem dana tetap kas kecil

Prosedur penerimaan kas:
1. Adanya pembagian tugas, petugas yang menyimpan, menerima, dan mencatat penerimaan uang

2. Laporan kas dibuat setiap hari, untuk perusahaan kecil pembuatan laporan kas dibuat oleh pemilik perusahaan

3. Uang langsung disetorkan ke bank setelah uang diterima

Prosedur pengeluaran kas:
1. Segala pengeluaran menggunakan cek. Sedangkan pengeluaran yang jumlahnya kecil melalui kas kecil

2. Segala pengeluaran kas harus mendapat persetujuan dari pihak yang berwenang

3. Dibentuk kas kecil dengan pengawasan yang ketat

4. penulisan cek harus didukung dengan bukti yang otentik, akurat atau memakai sistem voucher

5. Adanya pembagian tugas, antara yang menyetujui pengeluaran kas, menyimpan uang kas, mengeluarkan uang kas, dan yan melakukan pencatatan atas pengeluaran kas.

Definisi kas kecil
Kas kecil adalah uang yang sengaja dicadangkan oleh perusahaan dalam rangka untuk membayar pengeluaran rutin yang nilai nominalnya relatif kecil. Kas kecil memliki beberapa karakteristik, diantaranya:

1. Jumlahnya terbatas

Pihak manajemen perusahaan biasanya membatasi jumlah kas kecil sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Jumlah kas kecil tiap perusahaan akan berbeda-beda sesuai dengan tingkat operasionalnya.

2. Digunakan untuk membiayai transaksi rutin yang jumlahnya relatif kecil

Tujuan dari kas kecil, sebagai persediaan untuk mendanai transaksi rutin yang jumlahnya kecil. Pihak manajemen memiliki hak untuk menentukan besarnya kas kecil, tentunya disesuaikan dengan operasional perusahaan.

Metode Pencatatan Kas Kecil
Metode pencatatan kas kecil dibagi menjadi dua, yaitu sistem dana tetap (imprest fund system) dan sistem dana berubah
(fluctuation fund system). Berikut penjelasannya:

1. Sistem dana tetap (imprest fund system)

Di dalam metode ini, jumlah kas kecil yang akan dicadangkan bersifat tetap. Perubahan jumlah kas kecil akan dilakukan apabila pihak perusahaannya menghendakinya. Sebagai contoh, apabila perusahaan merasa bahwa jumlah kas kecil dianggap kurang dan perlu untuk menambahnya kembali. Kondisi ini akan menyebabkan adanya penyesuaian terhadap kas kecil yang mengalami penambahan atau pengurangan.

2. Sistem dana berubah (fluctuation fund system)

Dalam metode ini, penetapan jumlah kas kecil disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan. Sebagai contoh, jumlah kas kecil pada awal kebijakan sebesar Rp. 2.000.000, setelah itu dimanfaatkan sesuai dengan kebutuhan. Setelah dimanfaatkan diisi kembali, pengisian dengan sistem dana tetap jumlah amountnya harus disesuaikan dengan saldo awal. Nah, jika menggunakan sistem fluktuasi jumlah pengisiannya tidak harus disesuaikan dengan jumlah saldo awalnya, jumlah pengisian bisa lebih atau kurang dari saldo awal.

Perbedaan antara Jurnal Imprest Fund System dengan Jurnal Fluctuation Fund System
- Pengadaan Kas Kecil (metode imperest fund)
Petty cash          xxxx

     Cash in bank            xxxx

- Pengadaan Kas Kecil (metode fluctuating fund)
Petty cash          xxxx

     Cash in bank            xxxx

- Penyaluran Kas Kecil untuk Bi Rutin (metode imperest fund)
Tidak ada pencatatan

- Penyaluran Kas Kecil untuk Bi Rutin (metode fluctuating fund)
Beban air            xxxx

Beban telepon      xxxx

     Kas kecil                xxxx

- Pengisian Kembali Kas kecil (metode imperest fund)
Beban-beban        xxxx

     Cash in bank          xxxx

- Pengisian kembali kas kecil (metode fluctuating fund)
Petty cash           xxxx

     Cash in bank          xxxx

Keterangan: perbedaan antara sistem imperest dan fluktuasi
1. Pembelanjaan kas kecil

Pembelanjaan kas kecil dengan menggunakan metode imperest tidak memerlukan jurnal. Yang diperlukan hanyalah membuat bukti pembayaran yang akan dijadikan bukti pengeluaran kas. Sedangkan dengan menggunakan metode fluktuasi harus dibuat jurnal yang disesuaikan dengan biayanya.

2. Pengisian kembali

Pengisian kembali menggunakan metode imperest disesuaikan dengan rekening buku besar, pengisian harus tepat dengan kebijakan perusahan dan dibuat sama dengan jumlah kas kecil ketika pertama dibentuk. Sedangkan pengisian dengan metode fluktuasi disesuaikan dengan kebutuhan.